Kamis, 13 Januari 2011

firman surya atmaja (224308001)


BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan semakin pesatnya teknologi dalam berbagai bidang terutama dalam bidang transportasi. Hal ini menyebabkan banyak pilihan alternatif moda transportasi yang dapat digunakan diantaranya sarana transportasi laut  yaitu kapal laut. Kapal laut ini banyak digunakan atau dipilih oleh para pengguna jasa karena mempunyai kapasitas atau daya angkut muatan yang cukup besar. Serta ongkos angkut yang cukup murah dan terjangkau. Oleh karena itu pengangkutan barang melalui kapal laut mempunyai prospek yang sangat baik untuk ke depannya.

Didalam era globalisasi perkembangan transportasi makin menentukan peningkatan. Dengan keberhasilan dibidang transportasi yang diiringi dengan perkembangan ekonomi dunia yang semakin pesat diikuti oleh semakin luasnya jaringan perdagangan antar negara(ekspor dan impor), maka telah mendorong terjadinya perpindahan arus barang dan manusia yang semakin tinggi antar wilayah satuan negara.

Dengan menciptakan transportasi laut yang baik diperlukan keseimbangan antara sarana prasarana transportasi dan juga harus ditunjang dengan manajemen yang baik sumber daya manusia yang berkualitas serta ketersediaan alat dan peralatan. Dengan demikian akan terlaksana suatu sistem dan manjemen transportasi laut yang baik sehingga dapat bersaing sebagai sebuah perusahaan bongkar muat (PBM) atau disebut juga stevedoring company. Perusahaan ini bertindak sebagai operator terminal yang khusus melayani pembongkaran dan pemuatan barang-barang yang disimpan dalam petikemas. PT. Jakarta Internasional Container Terminal merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa bongkar muat petikemas memiliki sebuah lapangan penumpukan yang begitu luas dan menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang akan dimuat kekapal PT. Jakarta Internasional Container Terminal terus meningkatkan kinerjanya yang diikuti oleh peningkatan produktivitasnya. Manajemen terminal ini jeli melihat kesempatan dan pandai memahami keinginan konsumennya. Oleh karena itu selalu ada perubahan-perubahan dalam peningkatan mutu baik dari segi sistem yang digunakan sebagai sebagai pendukung, perbaikan dan perluasan lapangan penumpukan serta peremajaan dan penambahan alat-alat operaionalnya seperti container crane, transtainer, atau rubber tyred gantry crane, forklift cide, dan top loader, head truck, dll.

PT. JICT satu memiliki 18 unit container crane, yang dari semua unit belum memiliki kemampuan yang seragam dan bahakan dua diantaranya tidak dioperasikan karena mengalami kerusakan yaitu dua unit container crane didermaga barat. Sumber daya yang digunakan untuk container crane didermaga barat dan dermaga utara pun berbeda. Container crane didermaga barat menggunakan bahan bakar solar sedangkan container crane didermaga utara menggunakan aliran listrik.
Keterlambatan pelayananan kapal dan barang dalam kegiatan bongkar muat petikemas umumnya disebabkan peralatan yang sering mengalami gangguan dan keterbatasan lapangan penumpukan yang akan berdampak pada hasil opersaional menjadi rendah sehingga siklus bongkar muat menjadi lama, timbulnya biaya, melemahnya daya saing terminal dan citra buruk perusahaan terhadap pelayanan bongkar muat.

Salah satu pelabuhan yang melakukan khususnya petikemas adalah PT. JICT. Menyelenggarakan berbagai kegiatan bongkar muat petikemas setiap harinya. Kegiatan bongkar muat selalu membutuhkan kecepatan dan ketepatan sehingga jelaslah bahwa tersedianya RTGC(rubber tired gantry crane) baik dari segi jumlah maupun kelayakan sangat dibutuhkan demikian juga dengan alat bongkar muat lainnya seperti queu crane, super staker, side loader.

Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis dalam seminra ini dengan judul

“Hubungan dan pengaruh jumlah serta kelayakan RTGC(rubber tyred gantry crane) terhadap arus bongkar muat kapal di PT. Jakarta Internasional Container Terminal”.
      

  1. Rumusan Masalah

Agar penelitian dapat dilakukan secara lebih efektif, maka perlu dirumuskan permasalahan sebagai berikut
           
    1. Apakah terdapat hubungan yang kuat antara jumlah dan kelayakan RTGC terhadap arus bongkar muat kapal di PT. Jakarta Internasional Container Terminal(JICT)?
    2. Seberapa besar hubungan dan pengaruh antara jumlah dan kelayakan RTGC dengan arus bongkar muat kapal di PT. Jakarta Internasional Container Terminal(JICT)?

  1. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan dari diadakannya penelitian adalah sebagai berikut
A.    Tujuan penelitian
Ø  Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan terhadap jumlah dan kelayakan RTGC menunjang arus bongkar muat kapal di PT Jakarta Internasional Container Terminal(JICT).
Ø  Untuk mengetahui dengan tepat seberapa besar hubungan dan pengaruh antara jumlah dan kelayakan RTGC terhadap arus bongkar muat kapal di PT. Jakarta Internasional Container terminal(JICT).
B.     Kegunaan penelitian
Ø  Bagi peneliti adalah sebagai persyratan menempuh jenjang akhir kuliah program sarjana Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti Jakarta, serta menambah penegtahuan teoritis dibidang ilmu penegtahuan berkaitan dengan masalah yang timbul dalam kegiatan bongkar muat.
Ø  Bagi perusahaan untuk memberikan masukan atau informasi kepada pimpinan perusahaan dalam menyediakan jumlah dan kelayakan RTGC yang diperlukan yang dapat menunjang kelancaran arus bongkar muat.
Ø  Bagi pihak lain untuk menambah referensi wacana dibidang bongkar muat dan dapat termotivasi untuk melakukan pengamatan dan penelitian yang lebih besar dan mendalam.


  1. Model dan Hipotesis Penelitian

    1. Model Penelitian

Berdasarkan persoalan penelitian yang telah dikemukakan maka dapat divisualisasikan model penelitian sebagai berikut

Bagan 1
Model Penelitian

X                                 Y

Dimana

X         = Variabel bebas= jumlah dan kelayakan RTGC (UNIT)
Y         = Variabel terikat= arus petikemas(boxes)

    1. Hipotesis Penelitian

a.       Jika H0=diterima dan Ha=ditolak artinya tidak ada hubungan yang nyata antara variabel X dan variabel Y.
b.      Jika H0=ditolak dan Ha=diterima artinya ada hubungan yang nyata antara variabel X dan variabel Y.

  1. Metodologi Penelitian

Menurut  Zulganef metode penelitian adalah cara-cara yang matematis atau prosedural untuk memeriksa atau menyelidiki sesuatu secara hati-hati.

Cara-cara yang dilakukan harus matematis dan prosedural sehingga siapapun yang ,melaksanakan penelitian dengan mengulang metode yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau dengan tingkat kesalahan yang dapat diperhitungkan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang bersifat deskriftif yang menurut Prof. DR. Sugiyono penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan secara variabel satu dengan variabel lain. Dalam melakukan penelitian ini akan dikemukakan tentang satuan analisis dan satuan pengamatan sebagai berikut.

A.    Satuan analisis dan satuan pengamatan
Ø  Satuan analisis
Adapun yang dimaksud dengan satuan analisis menurut JOI Ihalaw adalah suatu keberadaan atau populasi yang dibuat kesimpulan atau kerapatan empirik. Sehingga yang menjadi satuan analisis dalam penelitian ini adalah jumlah dan kelayakan RTGC dan arus bongkar muat di PT. Jakarta Internasional Container Terminal(JICT).
Ø  Satuan pengamatan
Adapun yang dimaksud sebagai satuan pengamatan adalah suatu unsur atau kelompok dimana data atau informasi tersebut diperoleh. Sehingga yang menjadi satuan pengamatan dalam penulisan ini adalah jumlah dan kelayakan RTGC dan arus bongkar muat dari bulan januari sampai dengan bulan desember 2010 di PT. Jakarta  Internasional Container Terminal(JICT).

B.     Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini maka digunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut

Ø  Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membuka dan mempelajari buku-buku atau literatur yang ada hubungannya dengan topik yang diteliti.
Ø  Observasi lapangan
Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan jalan mengamati dan mencatat secara langsung terhadap objek yang diteliti. Adapun jenis data yang dipergunakan adalah data sekunder.

C.     Teknik analisis data

Dalam hal ini data yang diperoleh dianalisis dengan analisis kuantitatif atau analisis statistik sebagai berikut
Ø  Persamaan regersi linier sederhana

Y         = a + b X
a          = Y- bX
b          =          n ∑ xy - ∑ x ∑ y
                                                n ∑ x2  (∑x)2
Dimana
           
X         = Variabel Independen
Y         = Variabel Dependen
a          = Konstanta
b          = Koefisien Regresi
n          = Jumlah Data

Tidak ada komentar:

Posting Komentar