Selasa, 28 Desember 2010

tugas seminar (kelompok manajemen operasi)

Noveri Berta Al'amin 224308096
Soerachmat 224308083
Fahmi Nur Hamzah 224308064
Muhammad Wahyudi 224308054

BAB I
PENDAHULUAN

Tidak terbantahkan bahwa transportasi laut merupakan moda transportasi yang paling cepat berkembang, dan memegang peranan penting dalam kegiatan perdagangan baik nasional maupun internasional, bagaimana tidak perkembangan kapal  container saat ini telah mencapai generasi ke 6 denagn kapasitas 13.000 TEU’s. hal ini merupakan suatu tantangan yang menarik bagi stakeholders industry pelayaran. Mengapa demikian karena peluang besar terbentang di depan  mulai dari mendirikan perusahaan pelayaran, keagenan, freight forwarder, perusahaan bongkar muat, termasuk pengelola pelabuhan yang mampu mempunyai kedalaman hingga kurang lebih 30 meter guna menampung kapal yang berkapasitas 13.00 TEU’s. karena siapapun Negara yang mampu bersaing di industry ini akan bisa meningkatkan pendapatan per kapitanya, karena 80% kegiatan ekspor impor internasional adalah melalui jalur laut, jadi Negara yang maju adalah Negara yang bias memanfaatkan potensi lautnya, contohnya Singapore dan Malaysia yang merupakan Negara tetangga yang telah berhasil memanfaatkan potensi lautnya meskipun mereka bukan Negara maritime tapi pendapatan perkapita mereka lebih besar dibanding Negara Indonesia.
Menilik pada negeri sendiri kegiatan ekspor impor kita memang cukup besar namun sayangnya impor kita lebih mendominasi sehingga kita lebih banyak mengonsumsi bukan memproduksi, jadilah budaya konsumerisme yang berkembang. Kembali pada topic industry pelayaran, pelabuhan kita hanya bisa menyandarkan kapal berkapasitas 3.000 TEU’s, atau seperempat dari kapasitas pelabuhan Singapore dan Malaysia, melihat hal tersebut seharusnya kita bisa bangkit dan mengembalikan euphoria kita pada saat mendapat julukan “ jales veva jaya mahe” tapi keadaan saat ini bukannya bangkit tapi malah terlena dengan keadaan karena sibuk dengan urusan masing-masing bukan kemajuan bersama lihat saja PT. Djakarta Lloyd yang semakin terpuruk karena 2 kapalnya ditahan pengadilan Singapore akibat tak membayar hutang tapi pegawainya punya harta milyaran di deposito bank. Namun bukan berarti peluang itu tak ada, sejak dikeluarkan keppres no 5  tentang azas cabotage industry pelayaran nasional mulai meningkat  terutama dalam hal pengadaan kapal, karena mulai 2011 nanti pengangkutan CPO juga harus  sudah menggunakan kapal berbendera Indonesia, bukankah ini peluang besar dan kabar baik bagi stakeholders pelayaran nasional guna meningkatkan persaingan dalam negeri sehingga meningkatkan perekonomian Negara.
Bicara tentang kapal kita bicara pengoperasiannya, karena kapal bukanlah barang murah tetapi juga bukan barang mewah namun dialah factor utama perusahaan memperoleh profit dan eksistensi. Biaya operasional kapal meliputi biaya tetap dan variable sedangkan pendapatannya hanya diperoleh jika kapal dilayarkan dengan muatan penuh. Inilah yang menjadi kendala perusahaan pelayaran, banyak kapal yang menganggur karena ketiadakmampuan perusahaan memperoleh muatan atau kebutuhan kapal yang tidak bisa menampung muatan karena beda muatan berbeda juga jenis kapal. Misal kapal kontainer memiliki bentuk palka yang berbeda dengan kapal muatan curah. Secara umum tugas manajer operasi adalah memperkirakan pendapatan yang akan didapat dalam satu tahun atas pengoperasian kapal serta perhitungan laba rugi dalam satu kali voyage. Adapun yang termasuk biaya-biaya variable seperti biaya muatan,biaya bahan bakar, biaya pelabuhan,biaya sewa container, biaya agen dll. Sdangkan yang termasuk biaya tetap seperti biaya penyusuta biaya gaji crew, biaya asuransi dll. Sementara terkadang pendapatan hanya didapat dari freight atau ongkos angkut, inilah yang akan kita bahas lebih lanjut, bagimana mendapatkan profit.











BAB II
ISI

A. LANDASAN TEORI
Manajemen operasional bertanggung jawab untuk memproduksi barang dan jasa dalam organisasi.
Manajemen operasional adalah studi tentang pengambilan keputusan dalam fungsi operasi.

Pada definisi diatas, ada tiga hal yang perlu diperhatikan :

Fungsi, Manajer operasi bertanggung jawab untuk mengelola departemen atau fungsi dalam organisasi yang memproduksi barang dan jasa
Sistem, Mengacu pada sistem transformasi yang memproduksi barang atau jasa. Termasuk didalamnya adalah membuat rancangan dan analisis operasi
Keputusan, Menyatakan pengambilan keputusan sebagai unsur penting dalam manajemen opersional.
Fungsi Direktorat Usaha/operasi
Fungsi direktorat Usaha/operasi adalah menyusun anggaran pendapatan (freight, charter, dll) dan biaya langsung atau biaya variabelnya kemudian menyusun jadwal pelayaran, memasarkan ruangan muatan, canvassing muatan, mengatur pengoperasian kapal seusai jadwal, menyelenggarakan logistic muatan, dan penggunaan container, menunjuk agen stevedore, mengageni kapal-kapal principal, melaksanakan pembinaan cabang-cabang dan tugas-tugas lain dari Direktur utama. 
Tugas pokok Bidang usaha/operasi
Tugas pokok bidang usaha/operasi adalah:
a.       Mengatur pengoperasian kapal agar menguntungkan
b.      Menyusun anggaran eksploitasi  terutama yang menyangkutpendapatan freight/charter dan biaya variable
c.       Memasarkan ruangan kapal dan canvassing muatan
d.      Menyelenggarakan logistic muatan dan mengoptimalkan penggunaan container
e.      Menyusun jadwal pelayaran armada dengan memperhatikan jadwal docking,survey, repairs yang disusun oleh direktorat armada
f.        Menentukan uang tambang
g.       Merundingkan agency agreement dan mengangkat agen
h.      Merundingkan kontrak dan menunjuk perusahaan bongkar/muat
i.         Merundingkan kontrak dengan perusahaan warehousing/terminal serta penunjukannya
j.        Merundingkan kontrak dengan kepanduan/perusahaan kapal tunda dan regu-regu pengepilan(mooring gangs)
k.       Menghadiri rapat-rapat dengan tenaga kerja bongkar/muat
l.         Mengikuti peraturan nasional maupun internasioanal yang menyangkut operasi misalnya tentang muatan-muatan berbahaya, kemasan-kemasan baru dan cara bongkar muat baru serta peralatannya
m.    Mengikuti persyaratan-persayaratan angkutan lautantara lain: Hague Rules, Hague Visby Rules, Hamburg Rules,Liner Code, York Antwerp Rules, dan charter party serta ketentuan-ketentuan dalam B/L untuk pelayaranjurusan tertentu
n.      Memerhatikan eomendasi-rekomendasi dari P&I dan instansi-instansi lain tentang pencegahan serta mengurangi klaim atas muatan-muatan tertentu
o.      Mengumpulkan port information dari agen-agen perwakilan
p.      Apabila perusahaan menjadi anggota dari suatu conference, cargo pool, rate agreement, consortium diharapkan dapat mengikuti rapat-rapat dari organisasi tersebut
q.      Bila dibutuhkan tambahan tonase mencarter kapal
r.        Mungkin mencarterkan kapal milik kepada pihak lain
s.       Mengusulkan kapal untuk diistirahatkan (laid up) sementara bila merugikan sementara menunggu analisis rute yang menguntungkan
t.        Menyelengerakan pembelian-pembaleian untkkebutuhan direktorat usaha/operasi
u.      Merencanakan bongkar muat kapal dengan port captains nya
v.       Menerbitakn letter of employment untuk kapal-kapal
w.     Mengeluarkan instruksi-instruksi operasional kepada kapal dan para agen/perwakilan
x.       Mengurus dan menangani claim dan menunjuk average adjuster dalam hal general average
y.       Mengageni kapal-kapal asing/principal sesuai kontrak atau surat penunjukkan
z.       Melaksanakan cabang-cabang dll.
Jadi pada garis besarnya manajemen usaha/operasi pada perusahaan PT Djakrta Lloydberada dibawah koordinasi dari Direktur Usaha/operasi
B.       OBJEK PENELITIAN
2 Kapal RI Ditahan Singapura
Menteri BUMN Minta Pertanggungjawaban Komisaris PT Djakarta Lloyd 
Nograhany Widhi K – detikNews
 2 Kapal berbendera Indonesia milik PT Djakarta Lloyd ditahan di Singapura karena masalah utang piutang. Para anak buah kapal (ABK) terkatung-katung setahun lebih di atas kapal.
Menteri BUMN pun memanggil Komisaris PT Djakarta Lloyd untuk meminta pertanggungjawaban.
"Termasuk hal-hal seperti itu, apa betul seperti itu. Kan ada usulan pergantian ABK-nya, dirotasi gitu ya, suplai logistik nggak lancar di luar daya dukung. Hal seperti itu yang saya minta dipertanggungjawabkan atau dijelaskan pada komisaris," ujar Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
Malam ini, imbuhnya, Komisaris akan melapor kepadanya malam ini setelah rapat dengan jajaran direksi. Dirinya sendiri belum mendapat laporan resmi tentang kasus itu.
"Komisaris lapor pada saya malam ini, apa besok untuk lakukan langkah yang proper ditangani perusahaan sendiri atau dibantu pemerintah," imbuhnya.
Kenapa meminta pertanggungjawaban komisaris setelah 2 kapal tertahan lebih dari setahun di Singapura?
"Mungkin kemarin-kemarin masih manageable oleh mereka tetapi mungkin sudah diperlukan menteri pada tingkat menteri memberi perhatian, baru mereka laporkan, saya kira wajar-wajar saja," ujar mantan Dirut Perum Bulog ini.
Ketika ditanyakan  apakah pemerintah akan membantu atau membailout PT Djakarta Lloyd untuk membayar utang-utangnya, Mustafa dengan tegas menjawab tidak.
"Nggak, nggak. Ini semua aksi korporasi. Selama ini mereka menggunakan protap kalau masih bisa dihandel dalam lingkup korporasi tentu belum perlu diminta bantuan pemerintah atau pemegang saham," tegasnnya.
Sebelumnya diberitakan 2 Kapal milik PT DL ditahan di Singapura. 2 Kapal itu yaitu KM Pontianak yang ditahan sejak Juni 2009 dan KM Makassar yang ditahan sejak Februari 2009 atas perintah pengadilan Singapura.
Gara-garanya, PT DL mempunyai utang sebesar USD 3,3 juta pada Australia National Lines (ANL) yang belum kunjung dibayar. ANL mengajukan gugatan di Pengadilan Singapura untuk menahan kapal PT DL.
Selama ditahan, para ABK tidak diizinkan turun ke darat. Selama setahun hanya sekali mereka turun ke darat. Sejak Agustus 2010 gaji mereka belum dibayarkan, hak-hak pesiar hingga pasokan logistik tidak diberikan. Mereka pun tak dirolling sehingga terkatung-katung di dalam kapal.



tugas seminar (proposal skripsi) pa Osman


TUGAS MANDIRI
SEMINAR
Analisis Perbandingan Standar Produktivitas Bongkar Muat Petikemas Terhadap Hasil Produktivitas Bongkar Muat Petikemas pada PT. Multi Terminal Indonesia Periode Tahun 2007-2008


Disusun Oleh :
Nama              : Eva Selvianah
Nim                 : 224308045
Kelas              : ZL’08
Dosen             : Drs. Osman Arofat. MM




Sekolah Tinggi Manajemen Transpor
TRISAKTI
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sebagai negara nusantara, atau banyak juga diantara kita yang menyebut sebagai Negara Maritim, angkutan laut merupakan tulang punggung sistem transportasi bagi seluruh negara nusantara dan pelabuhan memegang peranan strategis. Salah satu fungsi pelabuhan yaitu sebagai mata rantai transportasi atau titik temu moda transportasi sebenarnya diperankan oleh terminal. Terminal adalah unsur utama dan merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kapal dan melaksanakan kegiatan bongkar muat barang ataupun penumpang.
Sebagai sebuah Perusahaan Bongkar Muat (PBM) atau dapat disebut juga Stevedoring Company, PT. Multi Terminal Indonesia bertindak sebagai operator terminal yang khusus melayani pembongkaran dan pemuatan barang-barang yang disimpan dalam petikemas (cargo in container). PT. Multi Terminal Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa bongkar muat petikemas memiliki lapangan penumpukan yang tidak begitu luas dan diperkenankan untuk bongkar muat dan menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang akan dimuat ke kapal. PT. Multi Terminal Indonesia merupakan suatu unit usaha yang memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan dan kelancaran arus perdagangan dari dan keluar negeri melalui pelayanan bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok.








Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di pelabuhan, maka pengoperasian kapal tersebut semakin tidak efisien karena biaya yang dikeluarkan akan semakin tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh produktivitas bongkar muat petikemas yang dihasilkan tidak selamanya akan mengalami peningkatan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan Produktivitas bongkar muat petikemas tersebut mengalami peningkatan atau bahkan penurunan yaitu antara lain, kinerja dari sumber daya manusia dan peralatan-peralatan bongkar muat yang mendukung kegiatan bongkar muat petikemas tersebut. Dalam meningkatkan pelayanan yang baik maka perusahaan dituntut untuk dapat mencapai produktivitas yang tinggi untuk memenuhi standar seperti ditetapkan perusahaan, maka perlu dilakukan sebuah evaluasi mengenai perusahaan tiap kurun waktu tertentu untuk menetapkan standar yang baru dan lebih baik bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulisan terdorong untuk mengkaji lebih dalam dan menuangkannya dalam bentuk skripsi atau karya ilmiah dengan judul “Analisis Perbandingan Standar Produktivitas Bongkar Muat Petikemas Terhadap Hasil Produktivitas Bongkar Muat Petikemas pada PT. Multi Terminal Indonesia Periode Tahun 2007-2008”
B.     Perumusan Masalah
1.      Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a.       Produktivitas bongkar muat petikemas berfluktuasi.




b.      Realisasi bongkar muat petikemas yang kadang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
c.       Hambatan yang mempengaruhi kinerja operasional kegiatan bongkar muat  petikemas.
2.      Pembatasan Masalah
Agar tidak meluasnya permasalahan yang terkait dengan identifikasi masalah di atas maka, penulisan skripsi ini hanya pada masalah bagaimana perbandingan tingkat produktivitas bongkar muat petikemas pada PT. Multi Terminal Indonesia periode tahun 2007-2008.
3.      Pokok Masalah
a.       Berapa target bongkar muat petikemas pada PT. Multi Terminal Indonesia periode tahun 2007-2008?
b.      Berapa realisasi bongkar muat petikemas tahun 2007-2008?
c.       Apa saja upaya yang dilakukan PT. Multi Terminal Indonesia untuk mencapai target?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui produktivitas bongkar muat petikemas PT. Multi Terminal Indonesia periode tahun 2007-2008 mengacu pada standar yang ditetapkan oleh perusahaan.






b.      Untuk mengetahui upaya yang dilakukan PT. Multi Terminal Indonesia dalam mencapai target produktivitas bongkar muat petikemas sesuai dengan target perusahaan.
c.       Untuk  referensi  akademis  bagi  pembaca.
2.      Manfaat Penelitian
a.       Bagi penulis
Salah satu sarana untuk mengaplikasikan teori-teori yang diterima selama perkuliahan khususnya penaggulangan bongkar muat petikemas.
b.      Bagi Lembaga Pendidikan (STMT Trisakti)
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan sebagai data dokumentasi di perpustakaan STMT Trisakti.
c.       Bagi PT. Multi Terminal Indonesia.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan agar dapat meningkatkan lagi produktivitasnya.

D.    Metodologi Penelitian
Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode evaluasi deskriptif kuantitatif sebagai hasil dari suatu penyelidikan dan peninjauan yang berakhir pada penulisan atau analisis. Menurut Supardi (2005 : 26) Metode evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk merumuskan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan yang dilakukan agar diperoleh umpan balik bagi upaya perbaikan, perencanaan, system dan metode-metode kerja yang telah dilakukan. Sedangkan deskriptif kuantitatif  yaitu  penulisan  dalam  bentuk  uraian  dan  juga  penulisan data yang
menggunakan angka-angka.
Agar penyusunan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan penyusunannya, maka untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlikan penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1.      Jenis Data
a.       Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung pada karyawan dan dokumentasi PT. Multi Terminal Indonesia.
b.      Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari divisi opersional dan dokumentasi PT. Multi Terminal Indonesia berupa data bulanan dan dokumen yang berisikan kinerja pelayanan kapal tentang kinerja bongkar muat petikemas, serta bentuk-bentuk data pendukung lainnya.
2.      Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data yang digunakan diantaranya:
a.       Penelitian Lapangan (field research), yaitu data primer diperoleh langsung dari langsung dari perusahaan sebagai obyek penelitian dengan cara interview dan Tanya jawab.
1)      Wawancara (Interview) yaitu, usaha untuk memperoleh data dengan mengajukan  beberapa  pertanyaan  kepada  responden  dalam  hal  ini
adalah  karyawan  yang   terlibat  langsung  dalam  kinerja operasional
pelayanan bongkar muat petikemas di terminal 009.
2)      Observasi yaitu, pengamatan secara langsung terutama pengamatan tentang proses bongkar muat petikemas di terminal 009.
b.      Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu memperoleh data-data melalui studi kepustakaan yaitu berupa jurnal, buku acuan dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.      Teknik Analisis Data
      Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis horizontal dan trend. Dalam hal ini membandingkan produktivitas bongkar muat petikemas pada PT. Multi Terminal Indonesia periode tahun 2007-2008.

E.     Sistematika Penulisan
            Sistematika penulisan skripsi dibuat untuk mempermudah pembaca memahami isi skripsi secara keseluruhan. Skripsi disiapkan dalam 5 (lima) bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I       : PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan pokok masalah tujuan dan manfaat penelitian metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II      : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan landasan teori dari para ahli yang menjadi dasar pemikiran dan berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini. Teori yang digunakan yaitu pengertian.


petikemas, pengertian bongkar muat, pengertian standar produktivitas bongkar muat, konsep Box Crane Hour (BCH), analisis horizontal, dan analisis trend.
BAB III    : GAMBARAN UMUM PT. MULTI TERMINAL INDONESIA
Menggambarkan secara singkat sejarah perusahaan, organisasi dan manajemen, kegiatan usaha serta fasilitas dan peralatan yang dimiliki PT. Multi Terminal Indonesia.
BAB IV    : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menganalisis tentang permasalahan yang diungkapkan dalam perumusan masalah yaitu, analisis produktivitas bongkar muat petkemas PT. Multi Terminal Indonesia Tahun 2007-2008 dan analisis perbandingan produktivitas bongkar muat petikemas terhadap standar produktivitas bongkar muat petikemas PT. Multi Terminal Indonesia.
BAB V      : PENUTUP
Pada bab terakhir ini penulis menarik kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab IV dan saran serta memberikan jalan keluar yang penulis anggap baik.


Kamis, 16 Desember 2010

tugas seminar (proposal skripsi) pa Osman!!! Dessy Septriani (224308044)


BAB I
             PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Transportasi merupakan sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi negara yang bisa mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi (Rate of Growth). Suatu barang atau komoditi mempunyai nilai menurut tempat dan waktu, jika barang tersebut dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini, dengan menggunakan transportasi dapat menciptakan suatu barang/komoditi berguna menurut waktu dan tempat (Time Utility and Place Utility).

Seiring berkembangnya zaman semakin bertambah pula kebutuhan akan transportasi, dengan adanya transportasi kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain dapat berjalan lancar. Transportasi  merupakan  bagian  yang  tak  terpisahkan  dari infrastruktur bagi setiap daerah, baik daerah perkotaan maupun perdesaan, negara maju maupun negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat hubungannya dengan kebijakan  ekonomi dan sosial secara luas

Dilihat dari beragamnya kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa maka beragam juga tipe kapal yang digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Untuk mengangkut penumpang dari satu tempat ketempat lainnya digunakan kapal penumpang. Baik yang bertipe Ferry maupun Roro, atau kapal penumpang cepat. Untuk mengangkut barang muatan cair menggunakan kapal tangker, muatan curah kering menggunakan kapal bulk carrier, muatan umum atau muatan gerak menggunakan kapal general cargo, untuk muatan yang telah dimuati kedalam  peti kemas menggunakan kapal container.
            Dengan berkembang pesatnya dunia pelayaran saat ini maka persaingan jasa tranportasi laut pun semakin ketat, demikian juga terhadap dunia pelayaran ditanah air. Salah satunya adalah persaingan dalam jasa angkutan barang menggunakan peti kemas. Untuk mengantisipasi tingginya permintaan akan jasa angkutan barang yang menggunakan petikemas, perusahaan-perusahaan pelayaran semakin meningkatkan layanan dan kemudahan kepada para pengguna jasa angkutan ini. Dalam meningkatkan kualitas layanan tersebut diatas, perusahaan pelayaran harus memperhatikan beberapa diantaranya : kapal-kapal yang harus dimilikinya harus dalam keadaan laik laut sesuai peraturan internasional dan peraturan pemerintah Indonesia. Khususnya mengenai alat-alat keselamatan dan pencegahan pencemaran lingkungan, memiliki kapasitas ruang muat yang memadai sesuai dangan kebutuhan, kecepatan kapal yang cocok untuk daerah operasinya, konsumsi bahan bakar,  serta  dilengkapi dengan anak buah kapal yang terampil dan berpengalaman dan nahkoda yang berkualitas. Selain itu kecepatan operasi bongkar muat mempengaruhi waktu tinggal kapal dipelabuhan, ketepatan waktu dalam memenuhi jadwal pelayaran juga menjadi suatu kewajiban bagi perusahaan dalam memberikan layanan kepada para pengguna jasa angkutan kapal.
            Perusahaan pelayaran di Indonesia yang tumbuh dan berkembang khusnya yang bergerak dalam jasa pengangkutan petikemas semakin meningkat, dengan meningkatnya jumlah perusahaan pelayaran tersebut, maka pengguna jasa transportasi ini memiliki pilihan untuk menggunakan jasa perusahaan mana yang mereka percaya dan memberikan layanan yang terbaik bagi pengkutan barang mereka. Perusahaan perusahaan pelayaran mengoperasikan beberapa kapalnya untuk rute tetap yang sama (liner service) demi memenuhi layanan angkutan petikemas sesuai jadwal yang telah dibuat.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan mengkaji lebih dalam yang selanjutnya dikemukakan dalam bentuk sebuah skripsi/karya tulis ilmiah dengan judul “Analisis Perbandingan Muatan Petikemas Antara KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu Pada Armada PT PELNI (Persero) Jakarta Tahun 2006 -  2008”.

B.      Perumusan Masalah

1.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a.       Kurang tepatnya memperhitungkan kapasitas berat tersisa untuk muatan petikemas terhadap stabilitas kapal.
b.      Banyaknya kapal-kapal dari perusaahan lain yang berada dalam rute dan pelabuhan yang sama.
c.       Karakteristik muatan yang mempengaruhi cara pemuatan atas  kapal.


2.      Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan masalah yang timbul dan penulis juga menyadari adanya faktor keterbatasan waktu data yang diperoleh serta kemampuan yang dimiliki penulis maka dalam skripsi ini penulis membatasi mencari perbandingan kapasitas ruang terpakai muatan petikemas antara KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu yang dimiliki oleh PT PELNI (persero) jakarta tahun 2006-2008.
  1. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti menetapkan pokok permasalahan sebagai berikut:
a.       Bagaimana type dan spesifikasi KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu  ?
b.      Berapa banyak muatan petikemas pada KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu ?
c.       Apakah ada perbedaa  muatan petikemas antara KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu pada periode 2006 –  2008 ?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
a.       Berapa banyak muatan petikemas KM. Dorolonda.
b.      Berapa banyak muatan petikemas KM. Nggapulu.
c.       Apakah ada perbedaan muatan petikemas antara  KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu.
2.       Manfaat Penelitian
a.       Bagi peneliti
Sebagai salah satu bentuk aplikasi ilmu pengetahuan yang didapat peneliti selama kuliah dan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti Jakarta.
b.      Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam menganalisis kapasitas ruang terpakai muatan petikemas.
c.       Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
 perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atas kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. 
  1. Metodologi Penelitian
1.      Jenis dan Sumber Data
      Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah diolah lebih lanjut oleh pihak lain. Dalam hal ini data dalam bentuk angka-angka yang berhubungan dengan obyek penelitian seperti jumlah muatan, kapasitas ruang yang telah terpakai oleh muatan petikemas.
2.      Metode Pengumpulan Data
a.       Penelitian Lapangan
Adalah metode pengumpulan data primer yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung dilokasi kegiatan tempat, penelitian ini meliputi :
1)      Wawancara (interview)
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk tanya-jawab langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, pihak yang terlibat di sini maupun yang berada  pada perusaahaan.
2)      Observasi
Yaitu penelitian yang dilakukan oleh penulis secara langsung terhadap kegiatan bongkar muat petikemas pada KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu di pelabuhan Tanjung Priok guna mendapatkan data yang diperlukan.
b.      Metode penelitian kepustakaan (Library Research Method)
Metode ini digunakan untuk memperoleh landasan teori melalui literatur atau buku-buku, jurnal, majalah atau sumber-sumber tertulis yang diperoleh di perpustakaan atau instansi lain.
  1. Teknis Analisis Data
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis perbandingan ruang terpakai. Dalam analisis tersebut dimana akan diketahui berapa jumlah perbandingan muatan petikemas antara KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu pada periode 2006 –  2008, dengan menggunakan rumus :
S1 = jumlah X1:12

S= jumlah X2:12
Dimana S1 dan S2 adalah jumlah perbandingan muatan per bulan pada KM.Dorolonda dan KM. Nggapulu.
X1 rata-rata = jumlah X1: jumlah n (n=banyaknya data)
     X2 rata-rata = jumlah X2: jumlah n 

Dimana X1 rata-rata dan  X2 rata-rata  adalah hasil dari jumlah perbandingan muatan petikemas antara KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu

E.     Sitematika penulisan

Untuk memudahkan penulisan karya ilmiah/skripsi, maka kerangka penelitian ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I      PENDAHULUAN
Dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, yang terdiri atas: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, pokok masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II     LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan teori-teori yang berkaitan dengan objek penelitian, pengertian organisasi, pengertian manajemen operasi, pengertian kapal, penertian petikemas, jenis-jenis petikemas, pengertian stabilitas kapal dan pengertiaan kapasitas.
BAB III   GAMBARAN UMUM PT. PELNI
Pada bab ini diuraikan mengenai sejarah singkat perusahaan, organisasi dan manajemen, serta kegiatan usaha PT. PELNI.
BAB IV    ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti menganalisis dan membahas pokok-pokok permasalahan penelitian meliputi: persaingan kapal-kapal petikemas lainnya, persaingan dengan perusahaan pelayaran yang lain, analisis kapasitas-kapasitas ruang terpakai KM. Dorolonda dan KM. Nggapulu.
         BAB V   PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran peneliti untuk bahan masukan dalam pengoperasian kapal yang lebih baik di masa yang akan datang.